Pengembangan Produksi Roti Jaya Bakery Homemade Di Dusun Jeding
Alfina Mudita Rahmasari, Annatasya Wandani Gotami,
Yunita Cintiawati, Herman
Keywords: Jaya Bakery, production, Boy’s bread, UMKM
Abstrak: Industri roti Indonesia berkembang pesat, dari toko roti rumahan
hingga toko ritel,
dan waralaba internasional bersaing ketat untuk mendapatkan pelanggan. Di Indonesia, roti merupakan makanan
olahan yang umum dikonsumsi. Roti Boy adalah
salah satu merek
roti yang lebih terkenal di penggunaan umum. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian triangulasi melalui instrumen penelitian, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk membantu UMKM dalam negeri sebagai
perusahaan yang bergerak
di bidang industri makanan
khususnya produksi roti dan kue agar dapat bersaing dengan
produsen barang tersebut. Hasil dari penelitian menunjukan bahwa
pengembangan penggunaan bahan produksi
roti Boy dan pengemasan produk.
Namun, UMKM Jaya Bakery belum menggunakan
bahan roti dan pengemasan yang memiliki standar premium. Hambatan yang dialami UMKM Jaya Bakery dalam pembuatan
roti salah satunya adalah suhu cuaca yang sulit diprediksi. Jika suhunya tidak ideal, produk jadi tidak akan
terasa seperti yang diinginkan pelanggan.
Sang Buddha menekankan bahwa salah satu cara untuk terbebas dari kesengsaraan hidup adalah dengan mengikuti empat
kebenaran mulia (cattari ariya saccani) dan
menjalani kehidupan yang benar (samma ajiva). Penghidupan benar disarankan sebagai jalan (magga) yang
harus dikembangkan dalam sistematika Empat Kebenaran Mulia (S. 421-422).
Saran dari peneliti
untuk UMKM Jaya Bakery, membuat
kemasan tambahan dalam berbagai ukuran untuk mengakomodasi varietas roti atau nomor
pesanan yang berbeda, agar dapat menarik minat
konsumen serta menjaga
kualitas rasa produk.
Kata Kunci:
Jaya Bakery, produksi, roti Boy, UMKM
PENDAHULUAN
Industri roti pada era saat ini tepatnya di Indonesia sudah berkembang sangat pesat, dari toko roti rumahan hingga toko ritel, dan waralaba internasional bersaing ketat untuk mendapatkan pelanggan. Di Indonesia, roti merupakan makanan
olahan yang umum dikonsumsi. Selain menawarkan nutrisi
yang lengkap, roti hadir dalam berbagai
ukuran, bentuk, dan rasa. Roti adalah salah satu hidangan yang paling dipuja di seluruh dunia. Ini awalnya memanifestasikan dirinya di Mesir prasejarah sebelum
menyebar ke negara
lain, termasuk Indonesia. Saat ini, tujuan
desain kemasan bukan untuk menjaganya tetap bersih, melainkan
hanya digunakan sebagai wadah makanan.
Desain kemasan berfungsi
sebagai daya tarik dan sumber informasi melalui
komponen kreatif, warna,
visual, bentuk, dan desain (Kineta:
2017).
Ada banyak
jenis roti yang tersedia saat ini, biasanya dikategorikan sebagai roti putih,
roti manis, dan sandwich. Banyak
merek roti yang umum adalah roti Boy, roti O, Papabunz, Pappa Roti, Holland
Bakery, Homemade, Breadtalk, Tous Les Jours, Francis, Sari Roti, dan Breadlife, yang banyak dijumpai di gedung apartemen atau usaha
rumahan. Roti Boy adalah salah satu merek roti yang lebih terkenal di penggunaan umum. Hiro Tan
memutuskan untuk membuka toko roti menggunakan model kerang memiliki kulit renyah dan rasa mentega yang khas. Roti
Boy ini diberikan dengan harga yang wajar dan memiliki rasa yang unik. Pada tahun 2002, On Hiro membuka
toko roti Boy pertama di Kuala Lumpur dengan sukses besar, menjual
lebih dari 20.000
potong roti setiap
hari pada saat itu. Hiro secara resmi memberi Indonesia hak waralaba
master pada Mei 2004. Aroma kopi Meksiko yang memikat yang dapat tercium dari kejauhan dan menarik orang untuk datang
ke toko roti, roti Boy terbilang terkenal.
Awalnya, Hiro Tan, mantan dosen ekonomi,
meluncurkan roti Boy di Bukit Mertajam, Penang,
pada April 1998.
Sesuai aturan,
setiap produk kemasan harus memiliki label yang berisi perincian tentang apa yang ada di dalamnya, jenis apa dan berapa
banyak setiap bahan yang digunakan, kapan kadaluarsa, berapa kandungan masing-masing nutrisi dalam setiap sajian, dan
lainnya. Informasi penting harus diberikan
kepada pelanggan agar mereka dapat menilai kandungan gizi dan penerimaan
makanan kemasan seperti kehalalan
produk (Almatsier: 2011). Roti adalah salah satu hal yang disukai banyak orang. Roti buatan sendiri memiliki
tekstur yang lembut dan halus. Rasa roti yang lezat dapat memikat siapa saja, mulai dari anak muda hingga
orang dewasa. Makanan ini sering tersedia untuk dibeli di berbagai
toko, termasuk supermarket dan pasar lokal.
Selain itu,
roti sering disediakan untuk breakfast atau
sebagai makanan ringan di malam hari sebagai
pengganti nasi. Sekarang
roti ditawarkan dengan berbagai rasa, pengagumnya tidak akan bosan. Sektor
roti menjadi lebih meresap di masyarakat saat
ini. Namun, perusahaan roti tidak mampu memenuhi
permintaan roti berkualitas tinggi dengan harga yang wajar di kota Batu
sendiri. Pelanggan mulai beralih
ke pengusaha domestik
yang membuat roti berkualitas tinggi
sambil membebankan biaya yang
bersaing dengan jaringan toko roti yang sudah mapan sebagai konsekuensinya.
Karena potensi tersebut, bermunculan beberapa
usaha rumahan yang memproduksi roti dan donat.
UMKM Jaya
Bakery adalah usaha yang didirikan oleh Ibu Irma selaku pemilik dari toko Jaya Bakery.
UMKM Jaya bakery
mulai beroperasi pada tahun 2020,
bergerak di bidang
makanan (pangan). UMKM Jaya bakery berlokasi di Jl. Hasanudin No. 148 Rt.02 Rw.02 Junrejo
Batu Jawa Timur.
UMKM jaya Bakery menjual
beraneka macam roti diantaranya yaitu roti sobek, roti sosis, memproduksi kue ulang tahun dan produk yang paling beseler
roti Boy. UMKM Jaya Bakery
menerima pesanan roti untuk berbagai macam acara seperti bagi takjil,
secara online maupun secara offline. Ibu Irma sebagai owner juga menerapkan penjualan dengan menitipkan produknya
kepada toko-toko lain.
Dalam kehidupan sekarang ada banyak alasan mengapa orang memilih pekerjaan yang salah, dan banyak orang terus bekerja meski menjadi korban. Jika seseorang lengah dan kurang pengetahuan, wawasan, pemahaman, dan pengalaman, maka sangat memungkinkan untuk melakukan bisnis yang tidak etis. Oleh karena itu, sangatlah penting dan bermanfaat bagi kita untuk mempelajari, berdiskusi, dan mempraktikkan Dhamma yang kita ketahui saat ini untuk lebih jauh memahaminya. Sang Buddha menekankan bahwa salah satu cara untuk terbebas dari kesengsaraan hidup adalah dengan mengikuti empat kebenaran mulia (cattari ariya saccani) dan menjalani kehidupan yang benar (samma ajiva). Penghidupan benar disarankan sebagai jalan (magga) yang harus dikembangkan dalam sistematika Empat Kebenaran Mulia (S. 421-422).
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian triangulasi melalui instrumen penelitian, seperti wawancara, observasi, dan dokumentasi. Triangulasi data menurut Sugiyono (2015:83) adalah strategi pengumpulan data yang memadukan data yang berbeda dengan sumber yang ada. Triangulasi data, menurut Wijaya (2018: 120–121), adalah metode verifikasi data dari berbagai sumber dengan menggunakan metode dan periode yang beragam. Penelitian bertujuan untuk mendukung pengembangan bisnis UMKM Jaya Bakery dengan berbagai tahapan sebagai berikut: tahap observasi yaitu observasi lokasi, produk UMKM, lokasi penelitian Jl. Hasanudin No. 148 Rt.02 Rw.02, Junrejo, Batu, Jawa Timur. Penelitian menyelesaikan tahap-tahap pembuatan dan pengemasan roti Boy pada UMKM Jaya Bakery. Dokumentasi produk UMKM Jaya Bakery merupakan langkah akhir. Penelitian ini berfokus pada pembuatan, bahan yang telah digunakan, dan pengemasan untuk pengembangan produksi roti pada UMKM Jaya Bakery.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan hasil wawancara yang telah kami teliti di UMKM Jaya Bakery. Mengenai
kemasan produk yang akan dipasarkan, disini pemilik UMKM Jaya Bakery memilih kemasan
plastik. Dikarenakan produk
yang dipasarkan rata-rata
bertekstur basah jadi tidak bisa bertahan lama seperti roti boy. Oleh sebab itu pemilik
menggunakan kemasan plastik
dan memberi label nama yang didesain yaitu Jaya
Bakery. Ibu Irma memiliki maksud menggunakan nama tersebut “Jaya adalah nama
suami saya dan Bakery adalah istilah
toko yang menjual berbagai kue-kue, oleh karena itulah saya beri nama Jaya Bakery”.
Permintaan
pembeli menentukan kualitas yang digunakan UMKM Jaya Bakery. Toko ini menawarkan bahan dasar premium
jika pelanggan menginginkan kualitas tinggi, tetapi juga menaikkan
harga jualnya. Sementara kualitas komponen dasar yang diberikan kepada
konsumen tetap konsisten meskipun pembeli
menginginkan harga yang lebih rendah,
rasa tetap terjaga
meskipun ada variasi
pada bahan tersebut.
Tahapan proses
pembuatan roti yang ada di UMKM Jaya Bakery ini sama seperti pembuatan- pembuatan roti pada umumnya
dengan bahan dasar tepung. Dalam mempermudah pembuatan
roti disini pemilik juga menggunakan alat elektronik seperti
mesin (mixer) untuk mencampurkan bahan-bahan dan juga oven untuk memanggang adonan yang
sudah sesuai dengan yang diinginkan. Pembuatan roti boy ini juga memiliki kendala apabila suhu ruang yang tidak sesuai
dengan ketentuan juga akan membuat cita rasa menjadi berkurang. Dengan demikian pemilik
UMKM Jaya Bakery
juga harus memperhatikan suhu agar tetap stabil tidak panas dan tidak terlalu lembab.
UMKM Jaya
Bakery ini menjual berbagai varian roti dan kue yang berbeda-beda rasa serta bentuknya. Produk unggulan di UMKM Jaya Bakery ini adalah roti boy, namun roti boy yang dipasarkan disini memiliki variannya
berbeda dengan roti boy yang ada di luaran seperti di bandara
dan di mall
yang rata-rata memiliki rasa kopi dan vanilla. UMKM ini memiliki varian rasa yaitu cokelat yang banyak diminati
oleh para konsumen.
Pembahasan
Pengemasan
adalah proses sistematis menyiapkan barang melalui pengemasan yang sesuai untuk penyimpanan, penjualan, distribusi,
dan konsumsi. Suatu produk dapat dilindungi dari bahaya, polutan, dan gangguan
fisik (gesekan, benturan,
dan getaran) dengan penggunaan wadah atau pembungkus, yang juga dapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan. Selain itu, kemasan berfungsi sebagai wadah barang jadi atau hasil, sehingga lebih
mudah untuk didistribusikan, diangkut, dan
disimpan. Dalam hal pemasaran, wadah dan pembungkus berfungsi sebagai stimulan
atau magnet konsumen. Akibatnya, pertimbangan harus diberikan pada bentuk, warna, dan ornamen
kemasan selama perencanaan. Plastik adalah bahan yang paling sering digunakan dalam
kemasan.
Pangan dapat dikategorikan menjadi
kemasan kaca, kemasan
logam, kemasan plastik,
kemasan kertas, dan kemasan logam
tergantung dari isinya.
Jenis kemasan yang akan digunakan
tergantung pada kualitas dan jenis makanan. Plastik
merupakan bahan kemasan makanan yang populer di kalangan konsumen. Plastik telah menjadi bahan pilihan industri sejak
ditemukan pada tahun 1968 oleh peneliti Amerika John Wesley Hyatt.
Penggunaannya telah tumbuh secara substansial dari waktu ke waktu, dari beberapa
ratus ton pada tahun 1930 an menjadi 220 juta ton/tahun pada tahun
2005 (Kadir: 2012).
Plastik dapat ditempa, kokoh
(tahan lama), dan dapat disesuaikan dengan perubahan preferensi konsumen. Mirip dengan bahan konvensional, permintaan plastik
berfluktuasi tetapi umumnya
tetap tinggi. Apakah itu
bersentuhan langsung dengan makanan atau tidak, kemasan makanan adalah bahan
apa pun yang digunakan untuk menampung atau membungkus makanan.
Pengemasan
pangan dimaksudkan untuk melindungi isinya dari kontaminasi, gangguan fisik seperti rembesan gas, embun atau kelembaban,
gesekan, benturan, dan getaran, gangguan kimiawi seperti oksidasi dan sinar ultraviolet, serta gangguan biologis
seperti bakteri dan jamur. Dalam hal pemasaran,
pengemasan menarik pelanggan. Menurut kemasan makanan Primer, sekunder, dan
tersier adalah tiga kategori
kemasan makanan, karena
sangat dekat dengan
makanan dan memungkinkan bahan kimia atau
komponen lain dari wadah berpindah ke makanan. Kemasan makanan adalah jenis
kemasan utama yang membutuhkan
perhatian paling besar. Pengemasan makanan adalah subkategori makanan yang penting. Perubahan fisik dan kimia
dapat berbahaya selama proses
persiapan makanan. Setelah melalui
proses ini, makanan menjadi tidak stabil karena terus berubah, agar umur simpan
bahan makanan bertahan lama dapat ditingkatkan dengan tetap menjaga nilai
gizinya serta menggunakan kemasan yang memadai.
Fenomena
interaksi dalam kemasan dan komponen makanan merupakan kejadian yang nyata. Perpindahan atau migrasi bahan kimia dari
kemasan ke makanan, khususnya kemasan plastik, adalah salah satu contohnya dan patut diperhatikan. Pengemasan yang
terdiri dari karet, kertas, kaca, keramik, logam,
dan bahan lainnya merupakan pilihan lain (BPOM, 2005). Ada banyak jenis kemasan
yang digunakan di pasaran, terdiri
dari bahan antara
lain plastik, styrofoam, kayu, kaca atau glass, metal,
dan kertas. Menurut
Sucipto (2011), kemasan ini dapat berdampak
pada bahan dalam makanan.
Dikarenakan
pada UMKM Jaya Bakery kebanyakan menjual kue-kue yang tidak bisa bertahan lama seperti roti Boy, oleh karena itu
harus benar-benar menggunakan kemasan yang memadai untuk melindungi produk yang dijual dari kerusakan. Untuk menarik
pelanggan dengan berbagai jenis roti yang
ditawarkan oleh Jaya Bakery, pemilik usaha mengemas produk mereka dalam plastik
bening agar terlihat lebih menarik.
Ajaran utama dalam Buddhisme menekankan
suatu ajaran yang menjaga keuntungan dan kesejahteraan sosial
dalam menciptakan keseimbangan. Menerapkan ini pada
manajemen pemasaran memerlukan
keseimbangan antara keuntungan pribadi dan tanggung jawab sosial. Manajemen pemasaran
mempertimbangkan bagaimana produk baru dapat berdampak pada masyarakat dan lingkungan sebelum melepaskannya ke pasar. Roti Boy dari UMKM Jaya Bakery adalah
penawaran terbaik mereka.
Menurut buku
Blakely dan Bradshaw (2002) Planning
Local Economic Development, tahap awal perencanaan pembangunan ekonomi lokal berlangsung secara lokal. Usaha kecil dan keluarga dari subsektor
manufaktur yang sama secara fisik berjejaring dan terkonsentrasi Bersama-sama
membentuk mayoritas klaster atau kawasan
industri. Marshall (1919, dalam Kuncoro (2004),
mendefinisikan kawasan
industri sebagai klaster produksi yang spesifik secara spesial
dan berbeda dari kawasan industri
tradisional, yang biasanya terletak di daerah pedesaan atau kota
perusahaan. Menurut Blakely dan Bradshaw
(2002), memilih strategi pembangunan ekonomi lokal memerlukan penentuan tujuan
dan standar, menyelidiki kegiatan
potensial, dan membuat rencana terfokus. Ini adalah tahap kedua dari perencanaan pertumbuhan ekonomi lokal.
Chandler (1962) dalam Rangkuti
(2005), mendefinisikan strategi
sebagai sarana untuk mencapai
tujuan organisasi yang berkaitan dengan tujuan jangka panjang, rencana tindakan
tambahan, dan alokasi sumber daya.
Langkah awal yang vital dalam merumuskan rencana pembangunan adalah identifikasi kemungkinan, masalah, dan keadaan
internal sumber daya yang dimiliki.
Selain itu, penting
untuk menguraikan tujuan
rencana pembangunan ekonomi
secara eksplisit. Pertumbuhan suatu wilayah atau wilayah harus direncanakan sekaligus
mempertimbangkan faktor internal dan mempersiapkan perubahan eksternal.
Tanggung jawab
pemilik perusahaan melampaui hal-hal yang dijual termasuk pelanggan itu sendiri.
Korporasi harus memiliki
rencana yang akan digunakan untuk meningkatkan
minat beli pelanggan karena persaingan bisnis menjadi lebih intens. Seiring
meningkatnya minat pelanggan untuk membeli, lebih banyak orang akan terbujuk
untuk membeli barang.
Hal ini tentunya
akan mendongkrak volume penjualan perusahaan. Sebaliknya, jika minat konsumen untuk membeli rendah,
korporasi akan mengalami kerugian karena dengan
sendirinya penurunan volume penjualan akan mengakibatkan penurunan pendapatan. Oleh karena itu, untuk membujuk
pelanggan agar mencoba
sebelum melakukan pembelian, pelaku usaha harus memiliki
keunggulan khusus dibandingkan pesaing. Produk itu sendiri berdampak pada keputusan konsumen untuk
membeli roti dan kue. Konsumen juga memperhatikan kualitas produk, termasuk apakah aman untuk dicerna dan
kualitasnya sangat baik tanpa menggunakan bahan kimia.
Kepuasan
pelanggan sangat dipengaruhi oleh kualitas barang dan jasa yang mereka dapatkan (Lumintang & Rotinsulu: 2015). Sehubungan dengan harapan
konsumen untuk persepsi
kualitas produk, mereka berpendapat bahwa kualitas produk
dapat berdampak pada kepuasan pelanggan. Kualitas total dari ide layanan harus mempertimbangkan semua komponennya selain
kualitas layanan. Dasar dari pelayanan
yang baik adalah kepuasan konsumen atau pengguna jasa. Edi Kusnadi (2016)
menegaskan bahwa harga berpengaruh
positif signifikan terhadap kepuasan pelanggan. Hubungan antara harga dan kepuasan untuk memasarkan produk atau
layanannya secara efektif kepada klien, setiap perusahaan harus segera menetapkan harganya. Harga adalah satu-satunya elemen bauran pemasaran
yang menghasilkan uang atau pendapatan bagi perusahaan.
Produk lokal
dan di UMKM yang hebat mencantumkan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu,
menambah nilai sumber daya, mempekerjakan orang, membayar pajak, mendukung masyarakat, dan memiliki kemampuan untuk
meningkatkan investasi dan produksi. Suatu produk dianggap baik jika cukup kompetitif untuk mengungguli produk pesaing di pasar domestik
dan menembus pasar luar negeri, menurut Sudarsono
(2001). Unkris Satya Wacana Salatiga
menegaskan
bahwa barang dianggap hebat jika
memenuhi persyaratan kecukupan sumber daya lokal, keterkaitan komoditas, posisi daya saing, dan potensi daya saing.
Untuk memenuhi
kebutuhan pokok dalam kehidupan sehari-hari, salah satunya pangan pangan, pada zaman kehidupan modern tentunya
tidak dapat dipisahkan dari usaha (pekerjaan). Kita harus mempertimbangkan faktor-faktor tertentu
agar kerja kita sesuai dengan hukum khususnya hukum Dhamma, yang datang dalam berbagai bentuk dan rasa. Dalam hal ini, sangat
terkait dengan Jalan Mulia Beruas Delapan karena Samma ajiva, atau "mata pencaharian benar," adalah salah
satunya. Karena melakukan pekerjaan
apapun yang bertentangan dengan Dhamma akan menyebabkan kesulitan dan penderitaan. Selain itu, menurut
Sang Buddha, penghidupan yang tidak benar dapat terjadi
jika dilakukan Mahacattarisaka Sutta, MN 117 kata "berbohong" merujuk pada melakukan pekerjaan
dengan tidak jujur. Misalnya
berbohong dengan cara menjelaskan kualitas suatu produk padahal tidak sesuai. Dengan mempraktekkan Dhamma persaingan
sebagai panduan kita, kita berperilaku etis dan tanpa melanggar Dhamma. Untuk memenuhi kebutuhan pokok dalam kehidupan
sehari-hari, salah satunya pangan
(pangan), pada masa kontemporer hidup dan kehidupan tentunya tidak dapat
dipisahkan dari usaha (pekerjaan). Kita harus memeriksa
faktor-faktor tertentu agar pekerjaan kita sesuai dengan hukum (khususnya hukum Dhamma), karena ada beberapa bentuk
dan variasi kerja.
UMKM Jaya
Bakery, langkah-langkah pembuatan roti Boy secara lugas dan konsisten dengan pembuatan
roti Boy pada umumnya. Namun, jenis roti Boy yang ditawarkan di toko ini berbeda dengan yang
ditawarkan di tempat lain seperti varian rasa kopi, vanilla, dan tiramisu. Pemilik toko tersebut yaitu Ibu Irma mengaku wilayah kota Batu
khususnya, belum intensif dalam memproduksi roti Boy dengan rasa coklat. Toko ini menawarkan variasi yang berbeda,
terutama varian rasa coklat. Selain menggunakan
mesin (mixer) untuk membantu
menggabungkan semua bahan, memanggang roti juga melibatkan penggunaan oven. Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, komponen dasar yang sesuai dengan preferensi pelanggan digunakan untuk membuat roti ini.
Membuat roti
ini menghadirkan sejumlah tantangan dan rintangan, salah satunya adalah suhu cuaca yang sulit diprediksi. Jika suhunya
tidak ideal, produk jadi tidak akan terasa seperti yang diinginkan pelanggan. Bahkan jika persyaratan klien adalah untuk
barang murah, tetap penting untuk menggunakan
bahan berkualitas untuk memastikan bahwa produk jadi dapat disetujui dan
memenuhi kebutuhan pelanggan.
Mengingat roti Boy ini memiliki umur simpan yang pendek, maka harus dibuat juga sesuai dengan
langkah-langkah pembuatannya. Setelah
empat hari, protein
dan pati roti akan mulai keluar, yang dapat menyebabkan kelengketan atau pertumbuhan jamur. Karena Ibu Irma tidak menggunakan
bahan pengawet dalam pembuatan roti ini, maka hanya boleh disimpan di suhu
ruang selama 3-4 hari.
Dalam
kehidupan sekarang ada banyak alasan mengapa orang memilih pekerjaan yang
salah, dan banyak orang terus bekerja
meski menjadi korban. Orang tua, wanita, orang dewasa, remaja, dan anak-anak menjadi korban tindakan yang
tidak pantas termasuk membeli dan menjual barang atau zat yang dapat mengganggu penilaian atau
menyebabkan keracunan. Sangat mungkin terlibat dalam bisnis yang tidak etis jika tidak berhati-hati dan kekurangan informasi, wawasan, pemahaman, dan pengalaman.
Oleh karena itu, untuk mempelajari dan mendalami Dhamma yang telah kita
ketahui, penting dan baik bagi kita untuk mempelajari, mendiskusikan, dan mempraktekkannya.
SIMPULAN DAN SARAN
Industri roti pada era saat ini tepatnya di Indonesia sudah berkembang sangat pesat, dari toko roti rumahan hingga toko ritel, dan waralaba internasional bersaing ketat untuk mendapatkan pelanggan. Di Indonesia, roti merupakan makanan olahan yang umum dikonsumsi. Selain menawarkan nutrisi yang lengkap, roti hadir dalam berbagai ukuran, bentuk, dan rasa. Roti adalah salah satu hidangan yang paling dipuja di seluruh dunia. Ini awalnya memanifestasikan dirinya di Mesir prasejarah sebelum menyebar ke negara lain, termasuk Indonesia. Saat ini, tujuan desain kemasan bukan untuk menjaganya tetap bersih, melainkan hanya digunakan sebagai wadah makanan. Desain kemasan berfungsi sebagai daya tarik dan sumber informasi melalui komponen kreatif, warna, visual, bentuk, dan desain (Kineta: 2017). UMKM Jaya Bakery adalah usaha yang didirikan oleh Ibu Irma selaku pemilik dari toko Jaya Bakery. UMKM Jaya bakery mulai beroperasi pada tahun 2020, bergerak di bidang makanan (pangan).
UMKM Jaya bakery berlokasi
di Jl. Hasanudin No. 148 Rt.02 Rw.02
Junrejo Batu Jawa Timur. UMKM jaya Bakery menjual beraneka macam roti diantaranya yaitu roti sobek,
roti sosis, memproduksi kue ulang tahun dan produk yang paling beseler roti Boy. UMKM
Jaya Bakery menerima pesanan roti untuk
berbagai macam acara seperti bagi takjil, secara online maupun secara offline.
Ibu Irma sebagai owner juga menerapkan penjualan dengan menitipkan produknya kepada toko-toko lain. Kemasan yang
digunakan oleh UMKM Jaya Bakery adalah Labelisasi di UMKM Jaya Bakery
belum mencantumkan tanggal produksi,
tanggal kadaluarsa, isi bersih dan daftar bahan yang digunakan. Jaya Bakery
dalam menjalankan sistem pemasaran
dengan memperluas jaringan Jaya Bakery yakni melalui media sosial seperti WhatsApp, Facebook, hanya saja
Jaya Bakery masih belum ada minat untuk menggunakan aplikasi online seperti
Go Food karena terkendala pada pekerja yang masih kurang dan hanya melayani konsumen yang mengorder pesanan jauh hari sebelumnya. Jaya Bakery telah menggunakan label
produk pada kemasan
pembungkus roti, namun untuk kemasan Jaya Bakery masih menggunakan sticker
label yang ditempel pada kemasan
roti.
Penelitian
bertujuan untuk mendukung pengembangan bisnis UMKM Jaya Bakery dengan berbagai tahapan sebagai berikut: tahap observasi
yaitu observasi lokasi, produk UMKM, lokasi penelitian Jl.
Hasanudin No. 148 Rt.02 Rw.02, Junrejo, Batu, Jawa Timur. Penelitian
menyelesaikan tahap-tahap pembuatan
dan pengemasan roti Boy pada UMKM Jaya Bakery. Dokumentasi produk UMKM Jaya Bakery merupakan langkah akhir.
Penelitian ini berfokus pada pembuatan, bahan yang telah digunakan, dan pengemasan untuk pengembangan produksi roti
pada UMKM Jaya Bakery. Ada sejumlah
saran untuk kemasan yang dapat ditawarkan sehubungan dengan penelitian dan
kesimpulan yang disajikan
di atas. Berikut beberapa ide yang mungkin dapat dikemukakan,
menambahkan informasi pada kemasan seperti tanggal produksi,
tanggal expired, dan isi berat. Membuat kemasan tambahan dalam berbagai
ukuran untuk mengakomodasi varietas roti atau nomor pesanan
yang berbeda. Membuat
usaha pemasaran yang berbasis
online (Ecommerce) seperti Shopee
Food, GrabFood, dan GoFood.
DAFTAR PUSTAKA
Blakely, E. J., & Ted, K. B. (2002).
Planning Local Economic Development: Theory and Practice,second edition. London: Sage Publications.
Hamdun,
E. K., & Romadhani, D. A. (2016). "Pengaruh
Produk, Harga Dan Promosi Terhadap Kepuasan
Konsumen Pada Toko Roti Fatimah Bakery di Situbondo. Jurnal Ekonomi Dan Bisnis
Growth, 31-48.
Kadir, A. (2012).
Dasar-
Dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Kineta,
K. J., Tanudjaja, B. B., & Salamoon, D. K. (2017). Perancangan Desain Kemasan Roti Varian
Merk Borobudur di Daerah Istimewa
Yogyakarta. Jurnal DKV Adiwarna.
Kuncoro,
M. (2004). Otonomi dan Pembangunan
Daerah: Reformasi, Perencanaan, Strategi dan
Peluang. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Lumintang , G., & J, R. J. (2015).
Analisis Kualitas Produk Dan Kualitas Produk dan Kualitas
Layanan Terhadap Kepuasan
Konsumen pada Holland
Bakery Boulevard Manado.
Jurnal EMBA, 1291-
1302.
Rangkuti,
F. (2005). Analisis SWOT Teknik Membedah
Kasus Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Sigalovada Sutta.
(n.d.).
Soetardjo, S., Soekarti, M., &
Almatsier, S. (2011). Gizi seimbang dalam
daur kehidupan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Sucipto,
A. (2011). Studi Kelayakan
Bisnis”Analisis Integratif dan Studi Kasus. Malang: UIN-Maliki
Press.
Sugiyono . (2015). Metode Penelitian Kombinasi (Mix Methods). Bandung : Alfabeta.
Susanto, Y. W. (2017).
Pengaruh Inovasi Produk,
Kualitas Produk dan Harga Terhadap
Keputusan Pembelian di Toko Roti dan Kue
Ferissa Bantul Yogyakarta. Prodi Manajemen
UPY.
Wijaya, T. (2018). Manajemen Kualitas
Jasa. Jakarta: PT. Indeks.
William, Haudi, & Wijoyo, H. (2019). Manfaat Etika Dalam Berwirausaha Menurut Pandangan
Buddhis
.
Jurnal
Ilmu Agama dan Pendidikan Agama Buddha.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar